Tak
Seindah Cinta
-NUR ARISKA AULIAH-
-NUR ARISKA AULIAH-
Hening
di paruh istirahat kedua.Semua siswa memilih mengosongkan kelas dengan beraneka
aktivitas namun di pojok kelas Fia terliahat sibuk menyalin tugas kimia yang
tak sempat di kerjakannya semalam.konsentrasinya nampak buyar saat handphone
yang diletakkannya di laci bergetar.Ternyata pesan singkat dari Nugie.Setelah
membaca pesan tersebut dia tersenyum manis dan ngeloyor pergi ke kantin
sekolah.
Kantin sekolah sangat ramai sendok yang beradu bersama mangkok menambah riuh suasana.Pandangannya tertuju pada sesosok pria berperawakan jangkung,putih bersih dan cool.Ia pun segera mendekatinya.
“lo mau ngomongin apa?”
“Hmmm..oke gue lansung ke intinya aja yah?”
Fia mengangguk pasrah,ia merasa Nugie akan menagtakan sesuatu yang penting dan serius
“Fia lo ingat kan waktu kita jadian?itu adalah kenangan yang sangat manis buat gue.Tapi gue minta maaf,Gue salah!Salah banget aku gak bisa menjaga perasaan itu dengan baik.Gue udah ngerasa nggak cocok lagi ma kamu.Ternyata lo bukan tipe cewek gue dan aku pengen kita putus.”
Mendengar pernyataan Nugie.Fia merasa seperti ada sesuatu yang mencabik-cabik hatinya sangat sakit ia amat kecewa,matanya berkaca namun ia menahan air matanya sekuat yang ia bisa.Nafasnya tersebgal dan dunianya terasa terhenti.
“Fia kamu gak apa-apa kan?”ucap Nugie memegangi bahu Fia
“Iya aku gak apa-apa!Kamu kira aku selemah itu??Kamu gak usah khawatir” kata itu mengalir dari mulutnya dengan terbata-bata karena ia menahan tangis.
Nugie meninggalkanya dalam diam,Fia sama sekali belum beranjak dari tempatnya berdiri.Bibirnya terkatup rapat fikirannya mengangkasa entah sejauh mana,
***
Keesokan harinya Fia tak bersemangat memasuki gerbang sekolah,ia kehilangan kekuatan kejadian kemarin benar-benar menguras emosinya karena ia terus berusaha melawan perasaannya.Ia tetap ingin menjadi Fia yang periang sekalipun hatinya sedang hancur berkeping-keping ia tak ingin ada seorang pun yang mengetahui bahwa jiwanya tengah meraung kesakitan selepas kepergian Nugie.
Selama pelajaran jam pertama Fia hanya diam mematung tak da satupun pelejaran yang mengendap di otaknya.Setelah bel istirahat berbunyi,Fia meninggalkan kelas namun tragisnya ia berpapasan dengan Nugie yang menggandeng lengan seorang wanita di koridor sekolah.
“Eh Fia lo tau nggak kalau aku dan Nugie udah jadian lho”Ujar novi berlagak sombong dan memamerkan pada Fia
“Bukan urusan gue,makan tuh bekas gue”Di balik ucapan Fia tersebut tersimpan kekecawaan
Kata-kata Novi barusan bagai belati tajam yang menikam jantungnya.Entah sedalam apa sakit yang kini dirasakannya saat ini.Dengan gerakan cepat ia berlari ke ruang kelas dan membereskan semua buku dan peralatan tulisnya dengan tergesa-gesa ia meraih tas punggungnya dan melangkah meninggalkan ruang kelas meskipun belum waktunya untuk pulang.
Sejurus kemudian suara motornya meraung-raung menimbulkan kebisingan,satpam sekolah berusaha menegurnya.
“Busyeet”teriak pak satpam ketika harus menghindar karena fia dengan semberononya mengemudikan motor.ia benar-benar dikuasai oleh amarah,persaan sedih dan kecewa.
Dengan kekuatan tinggi ia terus memacu kuda bajanya,perkataan Novi terus menari-nari di fikirannya menyuguhkan luka yang teramat pedih.Fia akhirnya sampai di sebuah taman.Tak ada seorang pun disana yang ditemuinya hanya sunyi yang menciptakan bait-bait luka.
Ia menjatuhkan tubuhnya ke kursi kayu tua ia mengeluarkan selembar foto dari tasnya.Di dalam foto itu terlihat Fia dn Nugie yang memegang es cream di tangan mereka masing-masing itu adalah kenangan mereka saat menghabiskan waktu di sebuah pusat perbelanjaan.Fia menatap foto itu dengan lekat.Matanya tak bisa lepas dari koordinat yang kini ditujunya,lamunannya menapaki kisah masa lalunya bersama Nugie.kabut menggumpal di matanya dan perlahan menetes menjadi tetesan air bening.Sesekali ia menghela nafas seolah ingin melepas beban yang memberati bahunya.Nafasnya terdengar berat seberat meretas setapak di antara belantara.
***
Suara gemuruh dari langit terdengar memecah lamunan Fia,kesedihannya berlebih karena dunia seolah ikut menangisi kisah cintanya,cinta yang akhirnya lepas .Hujan-hujan berlarian dari pasungan mendung awalnya hanya rintik-rintik,lama-lama menjadi deras dan mengguyur deras seolah tercurah begitu saja dari bejana langit yang tumpah menerpa bumi.Fia tak perduli dengan cucuran air yang membasahi dirinya seolah ingin menyamarkan rintik yang jatuh di matanya.Di hadapan benda mati itu Fia meringis lagi-lagi air matanya tumpah ruah tak terbendung seakan tak mau kalah dengan derasnya hujan.ia terus menyalahkan dirinya yang dengan bodohnya percaya bahwa Nugie menyayanginya dan tak akan pernah meninggalkannya.
“Seandainya saja aku tak menerima cintanya waktu itu,seandainya aku tau bagaimana dia...Akkkkkkhh”ia berteriak
Sejuta seandainya bersarang diotaknya namun perasaan seperti itu takkan pernah mampu menggelar kembali waktu yang telah berlalu.Gadis Polos itu terlalu hiperbolis memandang masalah yang kini menderanya.
Fia tersentak ketika ekor matanya menagkap sebuah bayang yang memayunginya.laki-laki itu berseragam sama dengannya itu duduk disampingnya menyeka air matanya yang bercampur dengan air hujan dan berkata.
“Ingatlah di balik senyuman pasti ada air mata,Di balik kebahagiaan pasti ada kekecawaan,Di balik jalinan pasti ada perpisahan.Tersenyumlah karna senyum mampu membasuh setiap luka,Maafkanlah karena maaf mampu menyembuhkan rasa sakit”
Fia menatap mata laki-laki itu,dikedalaman sana ia melihat ketulusan yang begitu besar,selaksa ucapannya itu meredam dan menenangkan semua kekecewaan yang dirasakan Fia beberapa saat yang lalu.Fia pun tersenyum dan memeluknya.
Kantin sekolah sangat ramai sendok yang beradu bersama mangkok menambah riuh suasana.Pandangannya tertuju pada sesosok pria berperawakan jangkung,putih bersih dan cool.Ia pun segera mendekatinya.
“lo mau ngomongin apa?”
“Hmmm..oke gue lansung ke intinya aja yah?”
Fia mengangguk pasrah,ia merasa Nugie akan menagtakan sesuatu yang penting dan serius
“Fia lo ingat kan waktu kita jadian?itu adalah kenangan yang sangat manis buat gue.Tapi gue minta maaf,Gue salah!Salah banget aku gak bisa menjaga perasaan itu dengan baik.Gue udah ngerasa nggak cocok lagi ma kamu.Ternyata lo bukan tipe cewek gue dan aku pengen kita putus.”
Mendengar pernyataan Nugie.Fia merasa seperti ada sesuatu yang mencabik-cabik hatinya sangat sakit ia amat kecewa,matanya berkaca namun ia menahan air matanya sekuat yang ia bisa.Nafasnya tersebgal dan dunianya terasa terhenti.
“Fia kamu gak apa-apa kan?”ucap Nugie memegangi bahu Fia
“Iya aku gak apa-apa!Kamu kira aku selemah itu??Kamu gak usah khawatir” kata itu mengalir dari mulutnya dengan terbata-bata karena ia menahan tangis.
Nugie meninggalkanya dalam diam,Fia sama sekali belum beranjak dari tempatnya berdiri.Bibirnya terkatup rapat fikirannya mengangkasa entah sejauh mana,
***
Keesokan harinya Fia tak bersemangat memasuki gerbang sekolah,ia kehilangan kekuatan kejadian kemarin benar-benar menguras emosinya karena ia terus berusaha melawan perasaannya.Ia tetap ingin menjadi Fia yang periang sekalipun hatinya sedang hancur berkeping-keping ia tak ingin ada seorang pun yang mengetahui bahwa jiwanya tengah meraung kesakitan selepas kepergian Nugie.
Selama pelajaran jam pertama Fia hanya diam mematung tak da satupun pelejaran yang mengendap di otaknya.Setelah bel istirahat berbunyi,Fia meninggalkan kelas namun tragisnya ia berpapasan dengan Nugie yang menggandeng lengan seorang wanita di koridor sekolah.
“Eh Fia lo tau nggak kalau aku dan Nugie udah jadian lho”Ujar novi berlagak sombong dan memamerkan pada Fia
“Bukan urusan gue,makan tuh bekas gue”Di balik ucapan Fia tersebut tersimpan kekecawaan
Kata-kata Novi barusan bagai belati tajam yang menikam jantungnya.Entah sedalam apa sakit yang kini dirasakannya saat ini.Dengan gerakan cepat ia berlari ke ruang kelas dan membereskan semua buku dan peralatan tulisnya dengan tergesa-gesa ia meraih tas punggungnya dan melangkah meninggalkan ruang kelas meskipun belum waktunya untuk pulang.
Sejurus kemudian suara motornya meraung-raung menimbulkan kebisingan,satpam sekolah berusaha menegurnya.
“Busyeet”teriak pak satpam ketika harus menghindar karena fia dengan semberononya mengemudikan motor.ia benar-benar dikuasai oleh amarah,persaan sedih dan kecewa.
Dengan kekuatan tinggi ia terus memacu kuda bajanya,perkataan Novi terus menari-nari di fikirannya menyuguhkan luka yang teramat pedih.Fia akhirnya sampai di sebuah taman.Tak ada seorang pun disana yang ditemuinya hanya sunyi yang menciptakan bait-bait luka.
Ia menjatuhkan tubuhnya ke kursi kayu tua ia mengeluarkan selembar foto dari tasnya.Di dalam foto itu terlihat Fia dn Nugie yang memegang es cream di tangan mereka masing-masing itu adalah kenangan mereka saat menghabiskan waktu di sebuah pusat perbelanjaan.Fia menatap foto itu dengan lekat.Matanya tak bisa lepas dari koordinat yang kini ditujunya,lamunannya menapaki kisah masa lalunya bersama Nugie.kabut menggumpal di matanya dan perlahan menetes menjadi tetesan air bening.Sesekali ia menghela nafas seolah ingin melepas beban yang memberati bahunya.Nafasnya terdengar berat seberat meretas setapak di antara belantara.
***
Suara gemuruh dari langit terdengar memecah lamunan Fia,kesedihannya berlebih karena dunia seolah ikut menangisi kisah cintanya,cinta yang akhirnya lepas .Hujan-hujan berlarian dari pasungan mendung awalnya hanya rintik-rintik,lama-lama menjadi deras dan mengguyur deras seolah tercurah begitu saja dari bejana langit yang tumpah menerpa bumi.Fia tak perduli dengan cucuran air yang membasahi dirinya seolah ingin menyamarkan rintik yang jatuh di matanya.Di hadapan benda mati itu Fia meringis lagi-lagi air matanya tumpah ruah tak terbendung seakan tak mau kalah dengan derasnya hujan.ia terus menyalahkan dirinya yang dengan bodohnya percaya bahwa Nugie menyayanginya dan tak akan pernah meninggalkannya.
“Seandainya saja aku tak menerima cintanya waktu itu,seandainya aku tau bagaimana dia...Akkkkkkhh”ia berteriak
Sejuta seandainya bersarang diotaknya namun perasaan seperti itu takkan pernah mampu menggelar kembali waktu yang telah berlalu.Gadis Polos itu terlalu hiperbolis memandang masalah yang kini menderanya.
Fia tersentak ketika ekor matanya menagkap sebuah bayang yang memayunginya.laki-laki itu berseragam sama dengannya itu duduk disampingnya menyeka air matanya yang bercampur dengan air hujan dan berkata.
“Ingatlah di balik senyuman pasti ada air mata,Di balik kebahagiaan pasti ada kekecawaan,Di balik jalinan pasti ada perpisahan.Tersenyumlah karna senyum mampu membasuh setiap luka,Maafkanlah karena maaf mampu menyembuhkan rasa sakit”
Fia menatap mata laki-laki itu,dikedalaman sana ia melihat ketulusan yang begitu besar,selaksa ucapannya itu meredam dan menenangkan semua kekecewaan yang dirasakan Fia beberapa saat yang lalu.Fia pun tersenyum dan memeluknya.
~THE END~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar