Gadis
itu membolak bolikkan kotak biskuit yang ada dalam genggamannya.Ia sudah susah
payah membuat biskuit biskuit aneka bentuk dan rasa itu seharian.Gadis manja
itu bahkan rela terjun lansung kedapur hanya untuk membuat biskuit itu.
Gadis itu sebentar lagi akan berulang tahun yang ke-17 tahun.Dan dihari ulang tahunnya itu ia ingin memberikan biskuit buatannya untuk Papanya.Meski ia tahu kalau Papanya belum tentu berada dirumah saat ia akan merayakan ulang tahunnya.Tak ada pesta meriah untuk merayakan ulang tahunnya.Hanya acara kecil bersama Mbo’ Inah pembantu yang setia menemaninya dan Pak Harun supir yang juga selalu setia mengantarkannya kemana pun yang ia mau.Gadis itu hanya berharap Papanya akan pulang malam ini.
“Ini udah lewat jam 12 non,Non tiup lilin dulu yah” ucapnya hati-hati.
“Aku mau nunggu papa” jawabnya singkat.
“tapi Tuan kayaknya gak pulang malam ini non”lanjutnya lagi disertai anggukan Pak Harun.
“Kalau Mbok gak bisa nunggu papa,Mbok tidur aja!”
Mbok Inah hanya terdiam.Ia merasa bersalah telah berkata seperti itu.Ia hanya kasihan melihat putri majikannya itu menunggu terlalu lama.Mbok Inah sangat mengerti kalau Gadis itu hanya ingin membuka harinya diusia 17 tahun dengan rapalan do’a Papanya.
Malam semakin larut bahkan telah melewati sepertiganya,akhirnya Mbok Inah dan Pak Harun memilih untuk tidur duluan karena sudah tak bisa menahan kantuk.Sedangkan Alicia masih ingin menunggu Papanya pulang.Alicia merogoh handphone dari saku celananya.Papahnya masih belum menelponnya untuk memberinya ucapan selamat.Bahkan pesan singkat pun tak ada.Alicia mulai bermain dengan fikirannya.Ingatannya kembali ketika masih kecil ketika Ibunya masih hidup.
Saat itu hidupnya sangat sempurna,ia tak pernah sedikit pun merasa kekurangan kasih sayang.Tapi itu dulu sebelum Ibunya meninggal dan membawa pergi semua kebahagiaan dan senyumnya.Sejak hari itu Papanya berubah menjadi dingin dan memilih bekerja lebih keras hingga Papanya sering sekali tidak pulang kerumah.Mungkin itu caranya itu melupakan rasa sakitnya setelah ditinggalkan oleh belahan jiwanya.
Mata Alicia memandang kue tart yang kini berada dihadapannya.Kuenya sangat besar lengkap dengan hiasan hiasanya yang semakin membangkitkan selera.Ditengah tengah kue itu tertancap dua buah lilin bertuliskan 17.Namun bukannya mengundang selera Alicia kue itu malah membuatnya semakin miris.Alicia menyalakan lilin itu ia akan merayakan ulang tahunnya bersama sepi,perlahan air matanya mengalir semakin lama semakin deras.Ia menutup mata dan meniup lilin itu.
Gadis itu sebentar lagi akan berulang tahun yang ke-17 tahun.Dan dihari ulang tahunnya itu ia ingin memberikan biskuit buatannya untuk Papanya.Meski ia tahu kalau Papanya belum tentu berada dirumah saat ia akan merayakan ulang tahunnya.Tak ada pesta meriah untuk merayakan ulang tahunnya.Hanya acara kecil bersama Mbo’ Inah pembantu yang setia menemaninya dan Pak Harun supir yang juga selalu setia mengantarkannya kemana pun yang ia mau.Gadis itu hanya berharap Papanya akan pulang malam ini.
“Ini udah lewat jam 12 non,Non tiup lilin dulu yah” ucapnya hati-hati.
“Aku mau nunggu papa” jawabnya singkat.
“tapi Tuan kayaknya gak pulang malam ini non”lanjutnya lagi disertai anggukan Pak Harun.
“Kalau Mbok gak bisa nunggu papa,Mbok tidur aja!”
Mbok Inah hanya terdiam.Ia merasa bersalah telah berkata seperti itu.Ia hanya kasihan melihat putri majikannya itu menunggu terlalu lama.Mbok Inah sangat mengerti kalau Gadis itu hanya ingin membuka harinya diusia 17 tahun dengan rapalan do’a Papanya.
Malam semakin larut bahkan telah melewati sepertiganya,akhirnya Mbok Inah dan Pak Harun memilih untuk tidur duluan karena sudah tak bisa menahan kantuk.Sedangkan Alicia masih ingin menunggu Papanya pulang.Alicia merogoh handphone dari saku celananya.Papahnya masih belum menelponnya untuk memberinya ucapan selamat.Bahkan pesan singkat pun tak ada.Alicia mulai bermain dengan fikirannya.Ingatannya kembali ketika masih kecil ketika Ibunya masih hidup.
Saat itu hidupnya sangat sempurna,ia tak pernah sedikit pun merasa kekurangan kasih sayang.Tapi itu dulu sebelum Ibunya meninggal dan membawa pergi semua kebahagiaan dan senyumnya.Sejak hari itu Papanya berubah menjadi dingin dan memilih bekerja lebih keras hingga Papanya sering sekali tidak pulang kerumah.Mungkin itu caranya itu melupakan rasa sakitnya setelah ditinggalkan oleh belahan jiwanya.
Mata Alicia memandang kue tart yang kini berada dihadapannya.Kuenya sangat besar lengkap dengan hiasan hiasanya yang semakin membangkitkan selera.Ditengah tengah kue itu tertancap dua buah lilin bertuliskan 17.Namun bukannya mengundang selera Alicia kue itu malah membuatnya semakin miris.Alicia menyalakan lilin itu ia akan merayakan ulang tahunnya bersama sepi,perlahan air matanya mengalir semakin lama semakin deras.Ia menutup mata dan meniup lilin itu.
***
“Non
Alicia ayo bangun...ini ada kiriman dari tuan” teriak Mbok inah dari ruang
depan
Alicia membuka mata,ia hanya mengendus keras sepertinya ia tak butuh hadiah itu.Ia hanya ingin kehadiran Papanya.Gadis itu menutup telinganya dengan bantal,tak mau mendengar teriakan Mbok Inah.tapi semakin lama suara Mbok Inah semakin memukul mukul gendang telinganya,memaksanya untuk bangkit dan menerima hadiah itu.
“Makasih Mbok” ucapanya sembari menggapai kotak kecil berwarna merah tua itu.
“Di buka dong Non,Mbok kan juga mau liat” ujarnya cekikikan
“Kalau gitu Mbok aja yang buka,sekalian buat Mbok aja.aku gak butuh hadiah itu” Alicia menyerahkan kembali kotak itu.
“Wah jangan dong Non,ya udah Mbok minta maaf” mbok Inah kecewa.
Alicia membuka mata,ia hanya mengendus keras sepertinya ia tak butuh hadiah itu.Ia hanya ingin kehadiran Papanya.Gadis itu menutup telinganya dengan bantal,tak mau mendengar teriakan Mbok Inah.tapi semakin lama suara Mbok Inah semakin memukul mukul gendang telinganya,memaksanya untuk bangkit dan menerima hadiah itu.
“Makasih Mbok” ucapanya sembari menggapai kotak kecil berwarna merah tua itu.
“Di buka dong Non,Mbok kan juga mau liat” ujarnya cekikikan
“Kalau gitu Mbok aja yang buka,sekalian buat Mbok aja.aku gak butuh hadiah itu” Alicia menyerahkan kembali kotak itu.
“Wah jangan dong Non,ya udah Mbok minta maaf” mbok Inah kecewa.
Setelah
berfikir panjang dan didorong oleh rasa keingin tahuan Alicia akhirnya membuka
kotak hadiah dari Papanya.Ada senyum cerah ketika ia melihat isi kotak itu.
***
Mini
dress berwarna biru langit itu tampak serasi di kulit Alicia yang putih bersih.Warna
biru selalu melambangkan ketenangan,sensitif,dingin atau acuh tak acuh,namun
selalu membawa sebuah semanagat baru.Seperti kata Leatrice Eisman,dalam bukunya More Alive With Color. “Biru
memiliki arti stabil karena itu adalah warna langit. Meski langit kelabu dan
akan hujan, kita tahu di atas awan-awan itu warna langit tetaplah biru”.Warna itu sangat cocok dengan kepribadian
Alicia,gadis itu selalu merindukan sebuah ketenangan.
Sepatu kets semakin menyempurnakan penampilannya siang ini dan kian mempertegas sikap acuhnya.Ia melangkah santai memasuki sebuah restoran elit bernuansa pedesaan,desain interior restoran itu tampak mengagumkan dengan tamannya yang hijau juga di lengkapi dengan gemericik air,serta tambahan lilin kecil di dalam gelas yang di letakkan disetiap meja.Meski bernuansa pedesaan konsep restoran itu tetap indoor.
Alicia memilih duduk disudut ruangan.Alicia memenuhi undangan makan siang dari Papanya tapi kenapa Papanya belum datang.”Mungkin papa kejebak macet” guraunya dalam hati menenangkan dirinya.Sudah lumayan lama ia duduk ditempat itu,Alicia mengintip jam tangan berwana senada dengan pakainnya yang melingkar di lengannya.Sudah pukul 15.20 seharusnya makan siang ini pukul 14.00.Papanya sudah membuatnya menunggu lama,ia menjetik-jentikkan jarinya di atas meja kayu pertanda ia sudah tidak bisa menunggu.
“Selamat ulang tahun sayang” Papahnya mengecup keningnya.
Alicia tidak bereaksi,ia hanya memandang Papanya dengan tatapan kosong.Mata itu tampak lelah,Mata itu sudah tak bercahaya lagi.
“comment vas-tu??”* tanya Papanya dalam bahasa perancis.Papanya memang orang Prancis.
“ja vais bien”** jawabnya dingin
“Maafkan Papa sudah membuatmu menunggu,Papa sedang banyak urusan dikantor”
“Aku udah biasa kok,Papa kan gak pernah punya waktu buat Alice”
“Papa kan kerja.Papa juga kan kerja buat kamu”
“Tapi aku gak pernah minta Papah kerja sampe ngelupain aku”
“Kamu ini apa-apaan sih.Mestinya kamu bersyukur kamu bisa pake baju bagus sepatu bagus,sekolah ditempat terbaik,dan tinggal dirumah yang besar.Itu semua dari hasil kerja keras Papa” nada Papanya mulai meninggi.
“Tapi aku gak butuh semua itu.Aku cuma pengen diperhatiin kayak anak anak lainnya” ia tak mau kalah nadanya bahkan jauh lebih tinggi dari Papahnya.
“Emang dengan perhatian kamu bisa makan haaa???”
Alicia terdiam suaranya tercekik karena menahan air matanya.
“Kamu gak bisa jawab kan??makanya kamu jangan sok tahu.Masih ingusan aja belagu”
“Papa Egois” Alicia berdiri dan hendak meninggalkan Papanya.
Tapi dengan gerakan cepat Papanya menarik lengannya lalu memeluk Putrinya itu dengan erat ia membiarkan air mata Alicia membasahi dadanya.Perlahan laki laki dengan setelan jas hitam itu mengelus kepala Alicia.
“Alicia,Papa kesini Cuma pengen makan siang sama Alice.Maafin Papa ya sayang”.
Setelah dibujuk akhirnya Alicia duduk kembali.Mereka memanggil seorang pelayan untuk memesan makanan.Baru beberapa langkah pelayan itu menjauhi meja mereka .Handphone Papanya berdering ,Papanya berbicara dengan serius.setelah menutup telpon itu Papanya bangkit dan meraih tasnya.
“Maafin Papa,Papa ada urusan penting.Papa nggak bisa nunda”
“Berapa sih orang orang itu bayar waktu Papa??”
“Kenapa emangnya??”
“Kasi tau Alicia berapa?Alicia pengen beli waktu Papa”
“Kamu ini apaan sih Lice.Ini bukan urusan uang tapi loyalitas dan profesionalisme” papanya terbahak mendengar ucapan konyol Alicia.Ia segera bangkit dan meninggalkan Alicia.
“Papa tunggu,aku punya sesuatu buat Papa”Gadis itu merogoh tasnya mencari kotak biskuit buatannya.
“Nanti aja,Papa bakal kembali cuma 25 menit”
Alicia duduk dengan lesu,sekali lagi ia mengintip jam tangannya.
“Cuma 25 menit” batinnya
Hampir setengah jam sudah Alicia menunggu di restoran ini.Kalau menunggu Papanya mungkin bisa sampai malam.Akhirnya gadis blasteran Indo-Prancis itu memutuskan untuk menemui Papanya di kantor untuk memberikan biskuit buatannya itu.
Sebelum ke-kantor Papanya Alicia tampak masuk kesebuah tempat.Ternyata ia akan mencairkan beberapa uang dari tabungannya sendiri.setelah keluar dari tempat itu ia mengenggam uang yang baru saja dicairkannya bersama kotak biskuit yang sedari tadi ia genggam.Gadis itu benar benar keras kepala rupanya ia benar-benar akan membeli waktu Papanya.
Ketika hendak menyebrang jalan Gadis tidak melihat ada sebuah mobil hitam dengan kecepatan tinggi dari arah berlawanan dengannya.Hingga mobil itu menghantam tubuhnya dengan keras.Tubuh kecilnya terpintal beberapa meter.Gadis itu merasakan cairan darah segar mengalir dari kepalanya,ia masih sempat membuka matanya dan yang ia lihat hanya tangannya yang menggemggam beberapa uang dan kotak biskuit kosong.
“Biskuit buat Papa mana?” tanyanya dalam hati.
Ia mencoba bangkit namun tubuhnya sudah terlalu lemah.Alicia mengeram kesakitan saat akan membangunkan dirinya.Ia tidak peduli dengan rasa sakitnya,yang ia tahu ia harus menyerahkan biskuit buatannya pada Papanya.Ia telah susah payah membuatnya.
Alicia berhasil membangunkan tubuhnya ia melihat biskuit biskuit buatannya berserakan di aspal.Ada aneka bentuk disana ada berbentuk hati,bintang,bulan dan bunga dan setiap biskuit telah ia tulisi dengan kembang gula.Seperti pada biskuit berbentuk bintang itu bertuliskan “Aku Merindukanmu Pa”. Biskuit itu mungkin memang tak berarti apa apa bagi orang lain tapi baginya biskuit itu sangat berharga.
Perlahan pandangannya mulai samar,kepalanya terasa berat.Ia tak mampu lagi menopang badannya.Ia jatuh tersungkur di aspal,ia mulai tak merasakan apa apa tubuhnya seperti ringan dan pandangnya menjadi benar-benar gelap.
-THE END-
*kamu apa kabar (bahasa Prancis)
**saya baik (bahasa Prancis)
=NUR ARISKA AULIA=
Sepatu kets semakin menyempurnakan penampilannya siang ini dan kian mempertegas sikap acuhnya.Ia melangkah santai memasuki sebuah restoran elit bernuansa pedesaan,desain interior restoran itu tampak mengagumkan dengan tamannya yang hijau juga di lengkapi dengan gemericik air,serta tambahan lilin kecil di dalam gelas yang di letakkan disetiap meja.Meski bernuansa pedesaan konsep restoran itu tetap indoor.
Alicia memilih duduk disudut ruangan.Alicia memenuhi undangan makan siang dari Papanya tapi kenapa Papanya belum datang.”Mungkin papa kejebak macet” guraunya dalam hati menenangkan dirinya.Sudah lumayan lama ia duduk ditempat itu,Alicia mengintip jam tangan berwana senada dengan pakainnya yang melingkar di lengannya.Sudah pukul 15.20 seharusnya makan siang ini pukul 14.00.Papanya sudah membuatnya menunggu lama,ia menjetik-jentikkan jarinya di atas meja kayu pertanda ia sudah tidak bisa menunggu.
“Selamat ulang tahun sayang” Papahnya mengecup keningnya.
Alicia tidak bereaksi,ia hanya memandang Papanya dengan tatapan kosong.Mata itu tampak lelah,Mata itu sudah tak bercahaya lagi.
“comment vas-tu??”* tanya Papanya dalam bahasa perancis.Papanya memang orang Prancis.
“ja vais bien”** jawabnya dingin
“Maafkan Papa sudah membuatmu menunggu,Papa sedang banyak urusan dikantor”
“Aku udah biasa kok,Papa kan gak pernah punya waktu buat Alice”
“Papa kan kerja.Papa juga kan kerja buat kamu”
“Tapi aku gak pernah minta Papah kerja sampe ngelupain aku”
“Kamu ini apa-apaan sih.Mestinya kamu bersyukur kamu bisa pake baju bagus sepatu bagus,sekolah ditempat terbaik,dan tinggal dirumah yang besar.Itu semua dari hasil kerja keras Papa” nada Papanya mulai meninggi.
“Tapi aku gak butuh semua itu.Aku cuma pengen diperhatiin kayak anak anak lainnya” ia tak mau kalah nadanya bahkan jauh lebih tinggi dari Papahnya.
“Emang dengan perhatian kamu bisa makan haaa???”
Alicia terdiam suaranya tercekik karena menahan air matanya.
“Kamu gak bisa jawab kan??makanya kamu jangan sok tahu.Masih ingusan aja belagu”
“Papa Egois” Alicia berdiri dan hendak meninggalkan Papanya.
Tapi dengan gerakan cepat Papanya menarik lengannya lalu memeluk Putrinya itu dengan erat ia membiarkan air mata Alicia membasahi dadanya.Perlahan laki laki dengan setelan jas hitam itu mengelus kepala Alicia.
“Alicia,Papa kesini Cuma pengen makan siang sama Alice.Maafin Papa ya sayang”.
Setelah dibujuk akhirnya Alicia duduk kembali.Mereka memanggil seorang pelayan untuk memesan makanan.Baru beberapa langkah pelayan itu menjauhi meja mereka .Handphone Papanya berdering ,Papanya berbicara dengan serius.setelah menutup telpon itu Papanya bangkit dan meraih tasnya.
“Maafin Papa,Papa ada urusan penting.Papa nggak bisa nunda”
“Berapa sih orang orang itu bayar waktu Papa??”
“Kenapa emangnya??”
“Kasi tau Alicia berapa?Alicia pengen beli waktu Papa”
“Kamu ini apaan sih Lice.Ini bukan urusan uang tapi loyalitas dan profesionalisme” papanya terbahak mendengar ucapan konyol Alicia.Ia segera bangkit dan meninggalkan Alicia.
“Papa tunggu,aku punya sesuatu buat Papa”Gadis itu merogoh tasnya mencari kotak biskuit buatannya.
“Nanti aja,Papa bakal kembali cuma 25 menit”
Alicia duduk dengan lesu,sekali lagi ia mengintip jam tangannya.
“Cuma 25 menit” batinnya
Hampir setengah jam sudah Alicia menunggu di restoran ini.Kalau menunggu Papanya mungkin bisa sampai malam.Akhirnya gadis blasteran Indo-Prancis itu memutuskan untuk menemui Papanya di kantor untuk memberikan biskuit buatannya itu.
Sebelum ke-kantor Papanya Alicia tampak masuk kesebuah tempat.Ternyata ia akan mencairkan beberapa uang dari tabungannya sendiri.setelah keluar dari tempat itu ia mengenggam uang yang baru saja dicairkannya bersama kotak biskuit yang sedari tadi ia genggam.Gadis itu benar benar keras kepala rupanya ia benar-benar akan membeli waktu Papanya.
Ketika hendak menyebrang jalan Gadis tidak melihat ada sebuah mobil hitam dengan kecepatan tinggi dari arah berlawanan dengannya.Hingga mobil itu menghantam tubuhnya dengan keras.Tubuh kecilnya terpintal beberapa meter.Gadis itu merasakan cairan darah segar mengalir dari kepalanya,ia masih sempat membuka matanya dan yang ia lihat hanya tangannya yang menggemggam beberapa uang dan kotak biskuit kosong.
“Biskuit buat Papa mana?” tanyanya dalam hati.
Ia mencoba bangkit namun tubuhnya sudah terlalu lemah.Alicia mengeram kesakitan saat akan membangunkan dirinya.Ia tidak peduli dengan rasa sakitnya,yang ia tahu ia harus menyerahkan biskuit buatannya pada Papanya.Ia telah susah payah membuatnya.
Alicia berhasil membangunkan tubuhnya ia melihat biskuit biskuit buatannya berserakan di aspal.Ada aneka bentuk disana ada berbentuk hati,bintang,bulan dan bunga dan setiap biskuit telah ia tulisi dengan kembang gula.Seperti pada biskuit berbentuk bintang itu bertuliskan “Aku Merindukanmu Pa”. Biskuit itu mungkin memang tak berarti apa apa bagi orang lain tapi baginya biskuit itu sangat berharga.
Perlahan pandangannya mulai samar,kepalanya terasa berat.Ia tak mampu lagi menopang badannya.Ia jatuh tersungkur di aspal,ia mulai tak merasakan apa apa tubuhnya seperti ringan dan pandangnya menjadi benar-benar gelap.
-THE END-
*kamu apa kabar (bahasa Prancis)
**saya baik (bahasa Prancis)
=NUR ARISKA AULIA=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar